Search
Sunday, 10 March 2013
SISTEM BASIS DATA VI
14:26
| Posted by
Unknown
1. ERD
ERD (Entity Relationship Diagram) adalah gambaran mengenai berelasinya
antarentitas.
-
ERD merupakan suatu model untuk menjelaskan hubungan antar data dalam basis
data berdasarkan objek-objek dasar data yang mempunyai hubungan antar relasi.
ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.
ERD untuk memodelkan struktur data dan hubungan antar data, untuk menggambarkannya digunakan beberapa notasi dan simbol.
-ERD adalah suatu
pemodelan dari basisdata relasional yang didasarkan atas persepsi di dalam
dunia nyata, dunia ini senantiasa terdiri dari sekumpulan objek yang saling
berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Suatu objek disebut entity dan
hubungan yang dimilikinya disebut relationship. Suatu entity bersifat unik dan
memiliki atribut sebagai pembeda dengan entity lainnya.
2. MANFAAT DAN TUJUAN ERD
Manfaat
-
Memudahkan
untuk dilakukannya analisis dan perubahan sistem sejak dini, bersifat murah dan
cepat.
-
Memberikan
gambaran umum akan sistem yang akan di buat sehingga memudahkan developer.
-
Menghasilkan
dokumentasi yang baik untuk client sebagai bahan diskusi dengan bentuk E-RDiagram
itu sendiri, dan Kamus data bagi para pengembang database.
TUJUAN
- Tujuan
utama dari penggambaran ERD adalah untuk menunjukkan objek data (entity) dan
hubungan (relationship) yang ada pada objek tersebut. Sealin itu, digunakan
untuk pembuatan struktur logika basis data secara grafik, sehingga dalam penggambarannya
menggunakan notasi-notasi.
3. TAHAPAN SETIAP PERENCANAAN ERD
4 DAN 5. JENIS RELASIONAL, SERTA CONTOH SETIAPC RELASIONAL
Ø
Unary (Hanya me-relasi-kan 1 entitas)
Jika jenis hubungan antara entitas dalam
tipe entitas tunggal maka itu disebut tipe hubungan unary. Salah satu contoh adalah hubungan persahabatan `'antara entitas dalam ORANG
tipe entitas.
Ø
Binary (Me-relasi-kan 2 entitas)
Jika
jenis
hubungan antara entitas
dalam satu jenis entitas dan
entitas dalam jenis lain entitas maka disebut jenis
hubungan biner karena
dua jenis entitas yang terlibat dalam jenis hubungan. . Contoh lain dari
suatu tipe hubungan biner 'Dibeli' antara PELANGGAN
entitas jenis dan PRODUK. Dua jenis entitas
yang terlibat sehingga hubungan biner.
Ø
Ternary (Me-relasi-kan 3 entitas)
Relasi di atas menggambarkan pekerja yang ber-relasi dengan entitas cabang dan
entitas pekerjaan melalui relasi bekerja_di. 1 pekerja
bekerja di sebuah id pekerjaan tertentu
dan juga
bekerja di sebuah cabang tertentu. Ada 3 entitas yang
terlibat dari relasi Ternary.
CARDINALY
1. Hubungan
Satu ke Satu (One to One)
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah
satu berbanding satu. Contoh relasi ini adalah hubungan antara kumpulan negara
dengan ibu kotanya.
2. Hubungan Satu ke Banyak (One to Many)
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah
satu berbanding banyak . Contoh Hubungan ini adalah Kategori dengan Produk.
3. Hubungan Banyak ke Banyak (Many to Many)
Hubungan antara file pertama dengan file kedua adalah
banyak berbanding banyak. Contoh Hubungan ini adalah Mahasiswa dengan
Matakuliah.
TABEL MAPPING
1.
Untuk setiap entitas
skema relasi R yang menyertakan seluruh Simple Atribute dan Simple Attribute
dari Composite Attribute yang ada, pilih
salah satu atribut kunci sebagai Primary Key.
2.
Untuk setiap Entitas
Lemah, buatlah skema relasi R dengan mengikutsertakan seluruh Simple
Attribute. Tambahkan Primary Key dari entitas kuatnya (Owner Entity type)
yang akan digunakan sebagai Primary Key bersama-sama Partial Key dari Entitas
Lemah (digabung).
3.
Untuk setiap relasi
binary 1:1, tambahkan Primary Key dari sisi yang lebih ”ringan” ke sisi
(entitas) yang lebih ”berat”. Suatu sisi dianggap lebih ”berat”
timbangannya apabila mempunyai partisipasi total. Tambahkan juga Simple
Attribute yang terdapat pada relasi tersebut ke sisi yang lebih ”berat”.
4.
Apabila kedua
partisipasi adalah sama total, maka kedua entitas tersebut boleh digabung
menjadi satu skema relasi.
5.
Untuk setiap relasi
binary 1:N yang tidak melibatkan entitas lemah, tentukan mana sisi yang lebih ”berat”.
Sisi dianggap lebih ”berat” timbangannya adalah sisi-N. Tambahkan
Primary Key dari sisi yang ”ringan” ke skema relasi sisi yang lebih ”berat”.
Tambahkan juga seluruh simple attribute yang terdapat pada relasi
biner tersebut.
6.
Untuk setiap relasi
binary M:N, buatlah skema relasi baru R dengan menyertakan seluruh simple
attribute yang terdapat pada relasi biner tersebut. Tambahkan masing-masing
primary key dari kedua sisi ke skema relasi R tersebut (sbg foreign key), lalu digabung
menjadi satu membentuk Primary Key dari skema relasi R.
7.
Untuk setiap
Multivalued Attribute, buatlah skema relasi R yang menyertakan atribut dari
multivalue tersebut. Tambahkan Primary Key dari relasi yang memiliki
multivalued tersebut. Kedua atribut tersebut membentuk Primary Key dari skema
relasi R.
8.
Untuk setiap relasi
n-ary dengan n>2, buatlah skema relasi R yang menyertakan seluruh Primary
Key dari entitas yang ikut serta. Sejumlah n Foreign Key tersebut akan membentuk Primary Key untuk
skema relasi R. Tambahkan seluruh Simple Attribute yang terdapat pada relasi n-ary
tersebut.
PENERAPAN ERD BERDASAR SATIAP TAHAPAN YANG ADA
Sebuah perusahaan mempunyai beberapa bagian. Masing-masing bagian
mempunyai pengawas dan setidaknya satu pegawai. Pegawai ditugaskan paling tidak
di satu bagian (dapat pula dibeberapa bagian). Paling tidak satu pegawai
mendapat tugas di satu proyek. Tetapi seorang pegawai dapat libur dan tidak
dapat tugas di proyek.
- Menentukan entitas
Entitasnya : pengawas, bagian, pegawai, proyek
- Menentukan relasi dengan matrik relasi
Menentukan Relasi
- Gambar ERD sementara
Hubungkan entitas sesuai dengan matrik relasi yang dibuat
ERD Sementara
- Mengisi kardinalitas
Dari gambaran permasalahan dapat diketahui bahwa :
- masing-masing bagian hanya punya satu pengawa.
- seorang pengawas bertugas di satu bagian.
- masing-masing bagian ada minimal satu pegawai.
- masing-masing pegawai bekerja paling tidak di satu bagian.
- masing-masing proyek dikerjakan paling tidak oleh satu pegawai.
Mengisi kardinalitas
- Menentukan kunci utama
Kunci utamanya: Nomor Pengawas, Nama Bagian, Nomor Pegawai, Nomor Proyek.
Menentukan Kunci Utama
- Menggambar ERD berdasarkan kunci
Ada dua relasi many to many pada ERD sementara, yaitu antara bagian
dengan pegawai, pegawai dengan proyek, oleh sebab itu kita buat entitas baru
yaitu bagian -pegawai dan pegawai-proyek Kunci utama dari entitas baru adalah
kunci utama dari entitas lain yang akan menjadi kunci tamu di entitas yang
baru.
Menggambar ERD berdasarkan kunci
- Menentukan atribut
Atribut yang diperlukan adalah: nama bagian, nama proyek, nama pegawai,
nama pengawas, nomor proyek, nomor pegawai, nomor pengawai.
Memetakan
atribut
- Bagian : Nama bagian.
- Proyek: Nama proyek.
- Pegawai:Nama pegawai.
- Pengawas: Nama pengawas.
- Proyek-Pegawai : Nomor proyek, Nomor pegawai.
- Pengawas: Nomor pengawas.
Menggambar
ERD dengan atribut.
Menggambar ERD dengan atribut
Memeriksa
Hasil
Periksa apakah masih terdapat redundasi. ERD akhir: untuk pemodelan data
pada sistem.
SISTEM BASIS DATA V
13:14
| Posted by
Unknown
Saturday, 9 March 2013
SISTEM BASIS DATA IV
16:43
| Posted by
Unknown
1. NORMALISASI DATA
Normalisasi data adalah proses pembentukan struktur
basis data sehingga sebagian besar ambiguity bisa dihilangkan.
Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF) hingga paling ketat (5NF). Biasanya hanya sampai pada tingkat 3NF atau BCNF karena sudah cukup memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik.
Tahap Normalisasi dimulai dari tahap paling ringan (1NF) hingga paling ketat (5NF). Biasanya hanya sampai pada tingkat 3NF atau BCNF karena sudah cukup memadai untuk menghasilkan tabel-tabel yang berkualitas baik.
2. TAHAPAN NORMALISASI DATA
Bentuk normal 1NF
terpenuhi jika sebuah tabel tidak memiliki atribut bernilai banyak (multivalued
attribute), atribut composite atau kombinasinya dalam domain data yang
sama.
Setiap atribut dalam tabel tersebut
harus bernilai atomic (tidak dapat dibagi-bagi lagi)
Ø Aturan
:
Ø Sudah
memenuhi dalam bentuk normal
A. 1NF
Suatu relasi (entitas) F dikatakan berada dalam bentuk normal pertama (1NF)
jika dan hanya jika semua atribut bernilai tunggal.
B. 2NF
Suatu
relasi (entitas) F dikatakan berada dalam bentuk normal kedua (2NF) jika dan
hanya jika berada dalam bentuk normal pertama, semua atribut bukan kunci harus
dipandang dependensi fungsional seluruhnya terhadap kunci.
C. 3NF
C. 3NF
Suatu relasi (entitas) F dikatakan berada dalam bentuk normal ketiga (3NF) jika
dan hanya jika berada dalam bentuk normal kedua, semua atribut bukan kunci
tidak dependensi transitif terhadap kunci. Dependensi transitif = X→Y→Z.
D. BCNF
Suatu relasi berada dalam bentuk BCNF, jika dan hanya jika berada dalam bentuk
3NF dan semua determinan (penentu) mempunyai kunci kandidat.
Pada kasus di atas cukup sampi 3NF saja karena semua atribut berada dalam kunci kandidat (candidate key). Di mana kunci kandidat adalah atribut-atribut dari entitas yang mungkin dapat digunakan sebagai kunci (key) atribut. BCNF hampir sama dengan 3NF, dengan kata lain setiap BCNF adalah 3NF.
Pada kasus di atas cukup sampi 3NF saja karena semua atribut berada dalam kunci kandidat (candidate key). Di mana kunci kandidat adalah atribut-atribut dari entitas yang mungkin dapat digunakan sebagai kunci (key) atribut. BCNF hampir sama dengan 3NF, dengan kata lain setiap BCNF adalah 3NF.
Bentuk 4NF (4th Normal Form)
A. Bentuk normal 4NF terpenuhi dalam sebuah tabel jika
telah memenuhi bentuk BCNF, dan tabel tersebut tidak boleh memiliki lebih dari
sebuah multivalued attribute.
B. Untuk setiap multivalued dependencies (MVD) juga harus merupakan functional dependencies.
B. Untuk setiap multivalued dependencies (MVD) juga harus merupakan functional dependencies.
Bentuk 5NF (5th Normal Form)
A. Bentuk normal 5NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yg lebih kecil.
A. Bentuk normal 5NF terpenuhi jika tidak dapat memiliki sebuah lossless decomposition menjadi tabel-tabel yg lebih kecil.
B. Jika 4 bentuk normal sebelumnya dibentuk berdasarkan functional
dependency, 5NF dibentuk berdasarkan konsep join dependence. Yakni
apabila sebuah tabel telah di-dekomposisi menjadi tabel-tabel lebih kecil,
harus bisa digabungkan lagi (join) untuk membentuk tabel semula.
3. CONTOH PENERAPAN NORMALISASI DATA
A. Bentuk Normal Pertama (1NF)
Dari manual bon pembelian diatas kita dapat menjadi
bentuk normal pertama dengan memisah-misahkan data pada atribut-atribut yang
tepat dan bernilai atomik, juga seluruh record / baris harus lengkap adanya.
B. Bentuk
Normal Kedua (2NF).
Bentuk normal kedua dengan melakukan dekomposisi tabel
diatas menjadi beberapa tabel dan mencari kunci primer dari tiap-tiap tabel
tersebut dan atribut kunci haruslah unik.
C. Bentuk
Normal Ketiga (3NF)
Bentuk normal ketiga mempunyai syarat, setiap relasi tidak mempunyai atribut yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama dan harus memenuhi bentuk normal kedua (2 NF).
Bentuk normal ketiga mempunyai syarat, setiap relasi tidak mempunyai atribut yang bergantung transitif, harus bergantung penuh pada kunci utama dan harus memenuhi bentuk normal kedua (2 NF).
4. DENORMALISASI DATA
Denormalisasi merupakan kebalikan dari proses normalisasi.
Relasi pada suatu database yang mengalami denormalisasi memungkinkan terjadinya data
redundant di dalamnya.
Artinya adalah memungkinkan adanya data yang sama atau
berulang dalam sebuah tabel. Hal inilah yang dapat mengakibatkan
kesalahan dalam proses pengolahan data. Namun di sisi lain,
denormalisasi memberikan keuntungan dalam segi perfomance.
Karena itu aplikasi yang membutuhkan waktu cepat terhadap
proses query cenderung memilih denormalisasi untuk mengatur relasi antar
tabel dalam suatu database. Denormalisasi
menyebabkan data redundant namun meningkatkan perfomance. Melihat
keuntungan tersebut, OLAP tools dan data warehouse
menggunakan denormalisasi dalam database.
Dengan demikian proses query dapat berlangsung dengan cepat.
5. TAHAPAN DALAM DENORMALISASI DATA
ü Derived Attribute (Atribut yg terderivasi).
a.
Nilai-nilai dari
atribut ini diolah dari nilai-nilai yang sudah ada pada atribut yang lain (dari
tabel yg sama atau tabel lain).
b.
Digunakan untuk
menghindari proses yang berulang dan memakan waktu.
ü Atribut yang berlebihan.
a.
Atribut yang
menyatakan lebih dari satu fakta.
b.
Melanggar First
Normal Form, karena tidak memiliki domain nilai yang unik
ü Jenis :
a. Encoded attribute
b. Concatenated Attribute
c. Overlapping Attribute
d. Alternate Attribute
ü Summary Table (tabel rekapitulasi).
a. Normalisasi à tabel-tabel Detail.
b. Laporan berbentuk Summary (rekapitulasi) merupakan
hasil pengolahan dari Kumpulan data Detail.
c. Makin besar volume data dan makin banyak tabel yang
ter-JOIN à makin lama waktu diperlukan.
d. Solusi : simpan hasil pengolahan dalam tabel khusus.
6. CONTOH DENORMALISASI DATA
A. TABEL DAYA
B. TABEL OPERATOR
c. TABEL PELANGGAN
D. PEMBAYARAN SUMMARY
E. TABEL PEMBAYARAN
7. BOYCE-CODE METHOD
Bentuk normal yang digunakan dalam normalisasi database. Ini adalah
versi yang sedikit lebih kuat dari bentuk normal ketiga (3NF). BCNF
dikembangkan pada tahun 1974 oleh Raymond F. Boyce dan Edgar F. Codd untuk
mengatasi beberapa jenis anomali tidak ditangani oleh 3NF.
8. TAHAPAN BOYCE-CODE METHOD
Tahapan-tahapan dalam boyce-code:
ü Sebuah tabel
dikatakan berada dalam Boyce-Code Normal Form (BCNF) jika untuk semua
functional dependency (Ketergantungan Fungsional = KF) dengan notasi X -> Y,
maka X harus merupakan superkey pada tabel tersebut.
ü Jika tidak demikian
maka tabel tersebut harus didekomposisi berdasarkan KF yang ada, sedemikian
hingga X menjadi superkey dari tabel-tabel hasil dekomposisi.
ü Setiap tabel dalam BCNF merupakan 3NF. Akan tetapi
setiap 3NF belum tentu termasuk BCNF . Perbedaannya, untuk functional
dependency X à A, BCNF tidak membolehkan A sebagai bagian dari
primary key.
Subscribe to:
Posts
(Atom)